Halaman

Lahan Sempit Untuk Budidaya Belut | Syarat Umum Kolam Pemeliharaan Belut

Kadang-kadang untuk memulai suatu usaha terutama yang berhubungan dengan perikanan, ketersediaan lahan menjadi masalah kiasik. Mungkin Anda adalah salah satu orang yang mengalami masalah dengan keterbatasan lahan untuk membudidayakan belut. Sebenarnya, bila lebih jeli Anda dapat memodifikasi beberapa unsur dalam budi daya belut sehingga luasan lahan ataupun keterbatasan sumber daya bisa diatasi. Bahkan, Anda bisa menekan biaya investasi yang akan dikeluarkan. Bagaimana caranya?

Ada beberapa komponen yang dapat Anda modifikasi, sebut saja ukuran, bentuk, dan komponen penyusufl kolam. Anda tinggal menyesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya, jika Anda tinggal di daerah perkotaan dengan serba terbatas dan ingin memanfaatkan pekarangan untuk mernbudidayakan belut, Anda bisa memilih kolam jenis knockdown sebagai alternatif. Kolam tersebut juga menjadi solusi bila ternyata sukar memperoleh bambu didaerah Anda berdomisili.  
Sebaliknya, jika kebetulan mudah untuk mendapatkan bambu di sekitar tempat tinggal Anda, kolam terpal bambu bisa menjadi pilihan yang tepat. Namun jika Anda lebih berorientasi jangka panjang, kolam tembok berukuran 2 x 6 meter yang dibagi menjadi dua kolam atau 3 x 5 meter tergantung kebutuhan dan lahan anda. 
Secara umum, kolam pemeliharaan belut harus memenuhi beberapa syarat agar perkernbangannya lebih maksimal. 
Berikut syarat kolam pemeliharaan belut.
-  Kolam memiliki lubang pembuangan utama dan pembuangan kelebihan air. Lubang pembuangan utama berfungsi untuk mengatur pergantian atau sirkulasi air. Sementara itu, lubang pembuangan kelebihan air berguna untuk menjaga agar tinggi permukaan air kolam tetap stabil terutama bila terjadi hujan. Karena itu, letak lubang tersebut disesuaikan dengan ketinggian media dan air kolam.



-  Kolam mempunyai keran atau pipa pemasukan air. Air kolam perlu diganti secara kontinu agar oksigen tetap tersedia. Belut memproduksi gas setiap saat, sehingga bila air tidak diganti dapat mengganggu perkembangannya. Bahkan untuk menjamin pasokan oksigen bagi belut, air harus terus mengalir tapi dengan debit yang kecil.
-  Ketinggian kolam cukup bervariasi. Umumnya tidak lebjh dan 1 m, karena ketinggian media plus air hanya berkisar 60-80 cm. Namun, Seorang petani di Kuningan telah mengamati bahwa belut cenderung berkumpul ditengah jarang sampai ke dasar kolam. Ekstirm nya ia malah membangun kolam tembok hanya setinggi 50 cm dengan ketinggian media plus air sekitar 40 cm. Ternyata, belut yang dihasilkan memiliki produktivitas yang relatif sama dengan kolam yang mempunyai tinggi satu meter.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar