Harga belut di pasaran sangat dipengaruhi oleh kondisi permintaan dan penawaran. Kondisi permintaan biasanya relatif stabil dalam setahun, meskipun kadang-kadang terjadi peningkatan yang signifikan dalam bulan-bulan tertentu. Karena itu, keseimbangan harga yang terbentuk pada komoditas ini sangat dipengaruhi kondisi ketersediaannya (pasokan) dipasaran.
Pada bulan-bulan sepanjang musim hujan saat jumlah belut alam meningkat, harga belut di pasaran relatif murah. Sebaliknya pada musim kemarau, harga jual belut perkilogramnya dapat melonjak secara signifikan. Harga belut untuk kepentingan ekspor minimal mencapai Rp35.000/kg dan tidak menutup kemungkinan dapat dijual dengan harga yang jauh lebih tinggi. Harga yang ditetapkan oleh importir di beberapa negara bahkan menunjukan angka yang menggiurkan. Sebut saja Hongkong yang menetapkan 4,5 dolar Amerika per kilogram belut segar. Jepang bahkan lebih menjanjikan lagi dengan 9 10 dolar Amerika per kilogram belut segar.
Belut
hasil olahan dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi, misalnya keripik
belut kelas I. Produk ini rata-rata dapat dijual dengan harga mencapai Rp55.000
Rp60.000/ kg, sedangkan keripik kelas II dijual dengan harga berkisar Rp45 .000
Rp50.000/kg. Bahkan, permintaan keripik belut telah merambah hingga ke
Australia.
Kandungan Protein
Daging Belut Lebih Baik dari Daging Sapi
Belut merupakan salah satu sumber lauk-pauk yang dipercaya memiliki kandungan protein tinggi. Selama ini pemanfaatan belut biasanya untuk dikonsumsi langsung sebagai bahan makanan dalam berbagai bentuk hidangan. Daging belut sendiri mempunyai nilai kandungan gizi yang baik untuk tubuh. Dalam 100 gram daging belut, terkandung protein 14%, lemak 27%, zat besi 2,0 mg, kalsiurn 20 rng, vitamin A 1.600 SI (satuan Internasional), vitamin B 0, mg, dan vitamin C 2,0 mg. Berikut ml adalah tahel perbandingan antara kandungan gizi belut, telur, dan daging sapi untuk setiap 100 gram.
Berikut Kandungan gizi Belut, telur, dan daging sapi per 100 gram :
Belut merupakan salah satu sumber lauk-pauk yang dipercaya memiliki kandungan protein tinggi. Selama ini pemanfaatan belut biasanya untuk dikonsumsi langsung sebagai bahan makanan dalam berbagai bentuk hidangan. Daging belut sendiri mempunyai nilai kandungan gizi yang baik untuk tubuh. Dalam 100 gram daging belut, terkandung protein 14%, lemak 27%, zat besi 2,0 mg, kalsiurn 20 rng, vitamin A 1.600 SI (satuan Internasional), vitamin B 0, mg, dan vitamin C 2,0 mg. Berikut ml adalah tahel perbandingan antara kandungan gizi belut, telur, dan daging sapi untuk setiap 100 gram.
Berikut Kandungan gizi Belut, telur, dan daging sapi per 100 gram :
Zat Gizi | Belut | Telur | Daging Sapi |
---|---|---|---|
Kalori | 303 g | 162 g | 207 g |
Protein | 14 g | 12.8 g | 18.8 g |
Lemak | 27 g | 11.5 g | 14 g |
Karbohidrat | 0 | 0.7 g | 0 |
Fosfor | 200 mg | 180 mg | 170 mg |
Kalsium | 20 mg | 54 mg | 11 mg |
Zat Besi | 2 mg | 2.7 mg | 11 mg |
Vitamin A | 1600 SI | 90 SI | 30 SI |
Vitamin B1 | 0.1 mg | 0.1 mg | 0.08 mg |
Vitamin C | 2 mg | 0 | 0 |
Air | 58 g | 74 g | 66 g |
Di daerah Sumatera, belut biasanya dikeringkan
menyerupai dendeng sehingga tahan untuk jangka waktu yang lama dan umumnya
dijajakan dalam potongan-potongan bambu. Setiap potongan bambu berisi belut
kering 10-20 ekor. Sementara itu, di daerah Jawa belut sering diolah lagi
menjadi makanan ringan berupa keripik belut. Biasanya untuk keripik belut
digunakan belut berukuran kecil.
Di Jepang, belut dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan tepung serta unagi atau fillet belut mentah. Umumnya, masyarakatJepang mengonsumsi bagian kepala, karena kepala belut memiliki kandungan protein tinggi. Selain itu, kepala belut juga dipercaya dapat membantu meningkatkan hormon vitalitas pria dan menghilangkan pegal-pegal di pinggang. Di Eropa, belut biasa dikonsumsi dalam bentuk daging asap. Biasanya, untuk keperluan pembuatan belut asap digunakan bahan batok kelapa sebagai media pengasapannya.
Di Jepang, belut dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan tepung serta unagi atau fillet belut mentah. Umumnya, masyarakatJepang mengonsumsi bagian kepala, karena kepala belut memiliki kandungan protein tinggi. Selain itu, kepala belut juga dipercaya dapat membantu meningkatkan hormon vitalitas pria dan menghilangkan pegal-pegal di pinggang. Di Eropa, belut biasa dikonsumsi dalam bentuk daging asap. Biasanya, untuk keperluan pembuatan belut asap digunakan bahan batok kelapa sebagai media pengasapannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar